SENI MERAMU GAYA
SENI MERAMU GAYA. Rasanya nggak ada orang di dunia ini yang wujud lahir batinnya sama dengan orang lain. Termasuk anak kembar yang lahir dari satu sel telur sekalipun.
Setiap individu itu pada dasarnya unik dan berbeda. Karena itulah sudah selayaknya tiap orang yang sudah mengenal dirinya sendiri dengan baik sadar bahwa setiap orang itu pada dasarnya punya style sendiri yang membuatnya merasa nyaman.
Begitu juga dalam dunia marketing. Anda tentu kenal dengan istilah diferesiasi, bukan? Nah, produk yang berhasil diterima pasar dan bisa mapan biasamya adalah produk yang punya gaya dan keunggulan.yang unik yang membuatnya dilirik dan disukai orang karena dia punya ciri khas dan keunggulan yang tidak bisa ditemui dari kompetitornya dan dia konsisten untuk itu.
Brand setenar Channel, misalnya, kenapa sampai saat ini masih digandrungi banyak orang? Semuanya tak lain karena Channel itu punya signature tersendiri sebagai brand berkelas, berkualitas dan punya garis rancangan yang sedehana dan elegan.
Nah, citra dan persepsi inilah yang setia dibangun rumah mode Channel siapapun yang menjadi creative directornya.
Lantas apakah dengan konsistensi garis rancangannya ini Channel lantas tidak bisa mengikuti trend mode? Nggak juga. Channel masih tetap bisa ikut trend tapi dia masih menseleksi lagi apakah trend (warna, siluet, pattern, detail) itu semuanya cocok dengan karakter, customer profile dan gaya hidup customernya apa tidak? Buat apa semua unsur trend dipakai tapi pemakainya tidak menjadi seperti wanita Channel yang dibangun citranya.
Dalam berbusana pun, kita seharusnya punya style sendiri yang menjadi ciri khas kita. Dan style ini lahir dan disesuaikan dengan kepribadian, gaya hidup dan profesi kita.
Perancang mode Ghea Panggabean, misalnya. Dia itu sudah punya signature etnik. Ingat Ghea, ingat gaya etnik.yang sudah jadi trade marknya. Bahkan kemana mana dia seperti menjadi ambassador dari sebuah citra etnik lewat kekhasan busana etnik yang selalu dipakainya.
Fashion selalu berubah. Trend mode juga berganti setahun empat kali. Tapi style tetap hidup.
Apakah Anda sudah punya gaya berbusana yang mengingatkan orang akan gaya berbusana Anda atau rancangan Anda? (Harry Gunawan)
Setiap individu itu pada dasarnya unik dan berbeda. Karena itulah sudah selayaknya tiap orang yang sudah mengenal dirinya sendiri dengan baik sadar bahwa setiap orang itu pada dasarnya punya style sendiri yang membuatnya merasa nyaman.
Begitu juga dalam dunia marketing. Anda tentu kenal dengan istilah diferesiasi, bukan? Nah, produk yang berhasil diterima pasar dan bisa mapan biasamya adalah produk yang punya gaya dan keunggulan.yang unik yang membuatnya dilirik dan disukai orang karena dia punya ciri khas dan keunggulan yang tidak bisa ditemui dari kompetitornya dan dia konsisten untuk itu.
Brand setenar Channel, misalnya, kenapa sampai saat ini masih digandrungi banyak orang? Semuanya tak lain karena Channel itu punya signature tersendiri sebagai brand berkelas, berkualitas dan punya garis rancangan yang sedehana dan elegan.
Nah, citra dan persepsi inilah yang setia dibangun rumah mode Channel siapapun yang menjadi creative directornya.
Lantas apakah dengan konsistensi garis rancangannya ini Channel lantas tidak bisa mengikuti trend mode? Nggak juga. Channel masih tetap bisa ikut trend tapi dia masih menseleksi lagi apakah trend (warna, siluet, pattern, detail) itu semuanya cocok dengan karakter, customer profile dan gaya hidup customernya apa tidak? Buat apa semua unsur trend dipakai tapi pemakainya tidak menjadi seperti wanita Channel yang dibangun citranya.
Dalam berbusana pun, kita seharusnya punya style sendiri yang menjadi ciri khas kita. Dan style ini lahir dan disesuaikan dengan kepribadian, gaya hidup dan profesi kita.
Perancang mode Ghea Panggabean, misalnya. Dia itu sudah punya signature etnik. Ingat Ghea, ingat gaya etnik.yang sudah jadi trade marknya. Bahkan kemana mana dia seperti menjadi ambassador dari sebuah citra etnik lewat kekhasan busana etnik yang selalu dipakainya.
Fashion selalu berubah. Trend mode juga berganti setahun empat kali. Tapi style tetap hidup.
Apakah Anda sudah punya gaya berbusana yang mengingatkan orang akan gaya berbusana Anda atau rancangan Anda? (Harry Gunawan)
Komentar
Posting Komentar