BISNIS FASHION

PENTINGNYA MANAJEMEN PENGADAAN BARANG DALAM BISNIS FASHION

Sudah menjadi sesuatu yang lumrah bahwasanya kita menyediakan busana di area selling floor kita untuk dijual, bukan? Tapi, apa jadinya kalau barang yang sudah kita sediakan ternyata masih juga menumpuk di gudang? Tentu, ini akan buat kepala kita pusing karena kondisi overstock ini akan mengganggu perputaran uang kita untuk bisa membeli atau memproduksi barang baru lagi, bukan?

Nah, untuk menghindari kejadian seperti ini, berikut ini ada beberapa tips yang bisa kita terapkan.

 1. Atur pengadaan jumlah produk sesuai kemampuan jualnya. Ingat: kita membeli atau menyediakan produk itu tujuannya untuk dijual dan bukan karena bagus untuk dilihat aja atau banyak pilihannya seakan akan kita bisa menyediakan lengkap beragam produk. Karena itulah dalam setiap penyusunan budget pengadaan barang setiap unit usaha selayaknya menyertakan juga rencana penjualannya. Kalau perlu distribusi pengadaan/pengiriman barang disesuaikan juga secara detil dengan sales forecast per minggu.
 2. Sediakan jumlah produk sesuai kategorinya (basic, semi fashion dan fashion). Jangan, misalnya, kita sediakan produk fashion (yang penting untuk daya tarik merek tapi terbatas peminatnya), kita sediakan stock-nya banyak untuk sampai berbulan-bulan, padahal umur trend mode itu tentu ada batasnya karena trend akan berganti lagi.
 3. Buat perhitungan stock to sales ratio atau forward cover yang baik untuk memastikan kemampuan perputaran penjualan produk dan potensi jualnya ke depan sesuai jenis produknya supaya arus perputaran modal tidak terganggu.
 4. Adakan produk dengan memperhatikan luas selling floor dan sesuai dengan kapasitas produk yang muat untuk ditata dalam visual display menarik agar semua model busana, size dan warna yang dijual bisa ditampilkan dan back up stock secukupnya. Ingat: arena jual toko/counter kita itu bukan gudang dan sudah selayaknya tampil cantik dan tidak dipenuhi tumpukan stock.
 5. Kita tak mungkin memuaskan semua keinginan customer, mengingat keterbatasan area jual. Karena itu, aturlah komposisi size dalam hitungan per lusinnya sesuai komposisi persentase size yang umumnya laku terjual. Begitu juga dalam pemilihan stock untuk warna barang basic yang sebaiknya difokuskan apa yang mudah terjual. Bagaimana pun retail is detail. Butuh pengaturan  lalu lintas barang yang cermat kalau kita ingin usaha kita tidak berhenti di tengah jalan. (Harry Gunawan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 KARAKTER ENTREPRENUER YANG BAIK

MENDESAIN BUSANA DARI IDE KE PROTOTYPE

MERCHANDISE MIX