PRIVATE LABEL
PRIVATE LABEL. Buat mereka yang bergerak di bisnis eceran atau retail business, barangkali istilah private label yang diusung sebuah dept store atau super/hypermarket tentu bukan sesuatu yang asing.
Sebutan ini mengacu kepada sebuah merk milik pengusaha dept store atau supermarket itu sendiri yang juga tak kalah baik kualitas produknya dibanding merk terkenal lainnya untuk sebuah kategori atau sebuah koleksi busana sampai sepatu sejenis milik orang lainnya yang dititipjualkan berdasarkan prinsip bagi keuntungan (consignment).
Strategi bisnis ini sudah lumrah dijalankan para pengusaha retail untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih baik karena harga sebuah produk private label biasanya dipasang lebih murah dibanding produk terkenal sejenis sementara lokasi jual mereka lebih baik dan sering dipromosikan.
Wajar memang pemilik retail tidak mau mengandalkan sepenuhnya keuntungan mereka dari produk terkenal merk lain yang dititipjualkan di mereka. Masalahnya, merk terkenal lainnya pada umumnya juga dijual di kompetitor mereka sehingga tidak ada alasan bagi customer untuk mau berbelanja ke tempat jual mereka kecuali ada promo atau ada service serta suasana berbelanja yang lebih baik dan lebih nyaman yang ditawarkannya. Karena itulah untuk pembeda merk yang ada di dept store miliknya dan milik orang lain mereka gencar menawarkan alternatif private label ini.
Bisnis private label ini tentunya memiliki buyer dan merchandsing team tersendiri. Tugas dari seorang buyer ini adalah menyusun sebuah business plan dan bekerja sama dengan para supplier tekstil/garment, mereka mewujudkan sebuah koleksi atau product category sesuai story board design, quantity, jadwal produksi delivery sesuai harga dan sales target yang sudah disepakati.
Tentunya dengan berbagai keistimewaan yang diberikan pengusaha dept store/hypermarket ini tak heran bilamana sebuah private label pada gilirannya telah berkembang menjadi national brand yang tak jarang kini menjadi merk favorit banyak customer.
Adalah menjadi sebuah tantangan bagi para pengusaha merk terkenal lainnya yang berbisnis dengan sistem consignment untuk mau terus memperbaiki diri untuk menjual produk yang terkonsep dengan lebih matang dan menawarkan value for money item. (Harry Gunawan)
Sebutan ini mengacu kepada sebuah merk milik pengusaha dept store atau supermarket itu sendiri yang juga tak kalah baik kualitas produknya dibanding merk terkenal lainnya untuk sebuah kategori atau sebuah koleksi busana sampai sepatu sejenis milik orang lainnya yang dititipjualkan berdasarkan prinsip bagi keuntungan (consignment).
Strategi bisnis ini sudah lumrah dijalankan para pengusaha retail untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih baik karena harga sebuah produk private label biasanya dipasang lebih murah dibanding produk terkenal sejenis sementara lokasi jual mereka lebih baik dan sering dipromosikan.
Wajar memang pemilik retail tidak mau mengandalkan sepenuhnya keuntungan mereka dari produk terkenal merk lain yang dititipjualkan di mereka. Masalahnya, merk terkenal lainnya pada umumnya juga dijual di kompetitor mereka sehingga tidak ada alasan bagi customer untuk mau berbelanja ke tempat jual mereka kecuali ada promo atau ada service serta suasana berbelanja yang lebih baik dan lebih nyaman yang ditawarkannya. Karena itulah untuk pembeda merk yang ada di dept store miliknya dan milik orang lain mereka gencar menawarkan alternatif private label ini.
Bisnis private label ini tentunya memiliki buyer dan merchandsing team tersendiri. Tugas dari seorang buyer ini adalah menyusun sebuah business plan dan bekerja sama dengan para supplier tekstil/garment, mereka mewujudkan sebuah koleksi atau product category sesuai story board design, quantity, jadwal produksi delivery sesuai harga dan sales target yang sudah disepakati.
Tentunya dengan berbagai keistimewaan yang diberikan pengusaha dept store/hypermarket ini tak heran bilamana sebuah private label pada gilirannya telah berkembang menjadi national brand yang tak jarang kini menjadi merk favorit banyak customer.
Adalah menjadi sebuah tantangan bagi para pengusaha merk terkenal lainnya yang berbisnis dengan sistem consignment untuk mau terus memperbaiki diri untuk menjual produk yang terkonsep dengan lebih matang dan menawarkan value for money item. (Harry Gunawan)
Komentar
Posting Komentar