LIKA LIKU DUNIA MODE
Inspirasi desain di dunia mode agaknya terbilang unik. Siklus trend mode tertentu yang dulu pernah muncul di era masa lalu atau di dekadenya, misalnya, bisa saja berputar kembali muncul di era sekarang dalam interpretasi siluet masa kini yang disesuaikan dengan gaya hidup sekarang.
Rok mini atau celana bell bottom alias cutbray yang dulu pernah populer di generasi pendahulu kita, misalnya, bisa saja oleh perancang atau branded label kini dikeluarkan kembali dalam koleksinya.
Semua ini setali tiga uang dengan inspirasi desainnya yang ternyata bisa datang dari mana saja sebelum diproduksi massal sampai kepada kita. Umumnya, memang trend mode yang mutakhir itu biasanya dipelopori oleh kelas atas, socialita, fashionista atau the haves terlebih dahulu lalu ditiru oleh banyak orang dan diproduksi secara massal oleh pengusaha garment untuk kita kenakan sehari hari.
From top to bottom. Begitu istilah kerennya. Mereka yang punya uang, celebrities yang menjadi panutan atau kaum the haves yang punya uang yang masih butuh pengakuan dan sorotan untuk tampil beda adalah pencinta mode utama. Mereka yang di bawah atau awam, biasanya kemudian akan ikut ikutan idolanya karena bermimpi bisa tampil secantik mereka.
Tapi yang namanya kreativitas dan tuntutan komersil akan produk yang bisa dijual, agaknya, telah memalingkan mata para desainer atau pengusaha garment dan fashion label untuk juga mencari inspirasi dari street style fashion. Karena itulah, para rumah mode juga punya fashion spy yang selalu memburu pakaian berdesain unik kreasi anak muda yang mereka kembangkan menjadi pakaian yang lebih berkonsep dan berkelas. Harapannya sederhana: apa yang sudah dikenakan orang awam biasanya akan lebih mudah diterima konsumen nantinya karena sudah disesuaikan dengan selera masyarakat,
Anda nggak perlu kaget kalau ternyata seorang desainer tas berskala internasional yang terkenal dengan tas yang selalu menonjolkan logonya konon pernah juga mendapat ide koleksinya dari produk palsu berlabel miliknya tapi berdesain keren. Dengan perubahan yang dilakukannya sedikit dan perbaikan mutu kulitnya dari desain barang palsu, jadilah kemudian tas itu desain terbaru dalam koleksinya.
Asal tau aja, barang branded palsu memang kerap meniru desain yang dijual di rumah mode aslinya. Tapi tak jarang juga membuat desain sendiri yang nggak pernah diproduksi rumah mode itu. Kita yang tidak mengerti mode seringkali tertipu membeli barang palsu.
Kita yang awam mode dan mungkin tidak punya uang untuk membeli barang branded asli yang harganya selangit, dulunya juga tentu pernah membeli barang branded palsu. Maklum, selain harganya murah dengan desain yang terkadang "sama", terkadang kualitasnya juga nggak kalah lho.
Anda tentu sering dengar istilah asli, KW1 atau KW2, dari korea, atau Hongkong atau China untuk klasifikasi barang branded imitasi bukan?
Ternyata penggemar barang branded tiruan ini nggak hanya orang biasa aja lho. Terkadang selebriti atau orang kelas menengah juga banyak yang memakai barang KW1 atau KW2 lho. Mereka bilang dengan pede siapa sih yang tau barang gue palsu kalau gua datang pakai mobil mewah dan perhiasan wah? Sementara orang biasa yang tampangnya juga ngepas dan bodinya kurang ideal walaupun nih punya banyak uang tspi karena kurang bisa dandan, walaupun dia pakai barang branded asli juga belum tentu dikatakan orang memakai barang branded asli.
Ya, itulah uniknya dunia mode. ( HARRY GUNAWAN)
Inspirasi desain di dunia mode agaknya terbilang unik. Siklus trend mode tertentu yang dulu pernah muncul di era masa lalu atau di dekadenya, misalnya, bisa saja berputar kembali muncul di era sekarang dalam interpretasi siluet masa kini yang disesuaikan dengan gaya hidup sekarang.
Rok mini atau celana bell bottom alias cutbray yang dulu pernah populer di generasi pendahulu kita, misalnya, bisa saja oleh perancang atau branded label kini dikeluarkan kembali dalam koleksinya.
Semua ini setali tiga uang dengan inspirasi desainnya yang ternyata bisa datang dari mana saja sebelum diproduksi massal sampai kepada kita. Umumnya, memang trend mode yang mutakhir itu biasanya dipelopori oleh kelas atas, socialita, fashionista atau the haves terlebih dahulu lalu ditiru oleh banyak orang dan diproduksi secara massal oleh pengusaha garment untuk kita kenakan sehari hari.
From top to bottom. Begitu istilah kerennya. Mereka yang punya uang, celebrities yang menjadi panutan atau kaum the haves yang punya uang yang masih butuh pengakuan dan sorotan untuk tampil beda adalah pencinta mode utama. Mereka yang di bawah atau awam, biasanya kemudian akan ikut ikutan idolanya karena bermimpi bisa tampil secantik mereka.
Tapi yang namanya kreativitas dan tuntutan komersil akan produk yang bisa dijual, agaknya, telah memalingkan mata para desainer atau pengusaha garment dan fashion label untuk juga mencari inspirasi dari street style fashion. Karena itulah, para rumah mode juga punya fashion spy yang selalu memburu pakaian berdesain unik kreasi anak muda yang mereka kembangkan menjadi pakaian yang lebih berkonsep dan berkelas. Harapannya sederhana: apa yang sudah dikenakan orang awam biasanya akan lebih mudah diterima konsumen nantinya karena sudah disesuaikan dengan selera masyarakat,
Anda nggak perlu kaget kalau ternyata seorang desainer tas berskala internasional yang terkenal dengan tas yang selalu menonjolkan logonya konon pernah juga mendapat ide koleksinya dari produk palsu berlabel miliknya tapi berdesain keren. Dengan perubahan yang dilakukannya sedikit dan perbaikan mutu kulitnya dari desain barang palsu, jadilah kemudian tas itu desain terbaru dalam koleksinya.
Asal tau aja, barang branded palsu memang kerap meniru desain yang dijual di rumah mode aslinya. Tapi tak jarang juga membuat desain sendiri yang nggak pernah diproduksi rumah mode itu. Kita yang tidak mengerti mode seringkali tertipu membeli barang palsu.
Kita yang awam mode dan mungkin tidak punya uang untuk membeli barang branded asli yang harganya selangit, dulunya juga tentu pernah membeli barang branded palsu. Maklum, selain harganya murah dengan desain yang terkadang "sama", terkadang kualitasnya juga nggak kalah lho.
Anda tentu sering dengar istilah asli, KW1 atau KW2, dari korea, atau Hongkong atau China untuk klasifikasi barang branded imitasi bukan?
Ternyata penggemar barang branded tiruan ini nggak hanya orang biasa aja lho. Terkadang selebriti atau orang kelas menengah juga banyak yang memakai barang KW1 atau KW2 lho. Mereka bilang dengan pede siapa sih yang tau barang gue palsu kalau gua datang pakai mobil mewah dan perhiasan wah? Sementara orang biasa yang tampangnya juga ngepas dan bodinya kurang ideal walaupun nih punya banyak uang tspi karena kurang bisa dandan, walaupun dia pakai barang branded asli juga belum tentu dikatakan orang memakai barang branded asli.
Ya, itulah uniknya dunia mode. ( HARRY GUNAWAN)
Komentar
Posting Komentar