CERDAS DALAM BERGAYA. You are what you wear. Apa yang Anda kenakan akan menunjukkan siapa Anda. Begitu ungkapan yang sering diucapkan orang ketika mengomentari cara dan jenis busana yang kita kenakan. Harap maklum. Tidak setiap orang tentu bisa mengenal pribadi orang lain lebih dalam, karena mereka bukan berteman atau karena singkatnya waktu pertemuan. Karena itulah seringkali kesan pertama apa yang kita kenakan saat kita bertemu seseorang untuk pertama kali, itulah yang kemudian dijadikan kesempatan buat orang lain menilai tentang siapa diri kita, karakter, profesi dan selera kita lewat pilihan busana kita. Karena itu berhati hatilah dalam memilih busana yang tepat untuk dikenakan. Jangan sampai karena kita salah "kostum", yang tidak sesuai dengan kesempatan, waktu, profesi, dress code, dan bentuk tubuh serta karakter kita penilaian orang terhadap kita menjadi minus atau negatif.
Seorang wanita pekerja yang siang hari memakai make up menor dan busana ketat ke kantor dengan atasan berpotongan dada rendah, misalnya, tentu akan di-cap wanita yang "nakal" ketika dia bertemu client-nya, bukan? Boleh jadi memang atasan berpotongan rendah itu lagi in fashion, tapi karena waktu dan tempat pemakaiannya nggak pas tentunya persepsi orang menjadi beda, bukan?
Ada pula orang yang salah bergaya dan ini yang seringkali disebut menjadi korban mode. Istilah ini tentu sering kita dengar. Ketika warna orange sedang in fashion, misalnya, seseorang yang menjadi "korban mode" ini lantas merubah dandanannya menjadi Miss Orange. Dari busana, kaca mata, sepatu sampai tasnya berubah menjadi orange. Lucu dan menggelikan sekali. Tak jarang pula seseorang yang maksudnya ingin menunjukkan bahwa dia berasal dari kelas sosial atas lantas memakai seluruh busana dan aksesorinya lengkap dari satu merek desainer kondang di Paris. Akibatnya, orang malah menertawakannya sebagai duta promosi merek tersebut. Padahal, berbusana yang baik itu tak mengharuskan kita menjadi korban mode. Justru sekarang ini orang yang dianggap cerdas berbusana adalah orang yang punya style tersendiri yang menjadi ciri khasnya dan bisa aja memadukan beragam item busana dari berbagai merek untuk menciptakan gayanya tersendiri. Dan yang terpenting, busana pilihan kita yang baik adalah busana yang bisa membuat kita nyaman beraktivitas, bersih, rapih dan sopan sebagai penghargaan kita ke orang lain dan pilihan motif, warna dan coraknya bisa menutupi bagian tubuh kita yang sempurna.(Harry Gunawan)
Seorang wanita pekerja yang siang hari memakai make up menor dan busana ketat ke kantor dengan atasan berpotongan dada rendah, misalnya, tentu akan di-cap wanita yang "nakal" ketika dia bertemu client-nya, bukan? Boleh jadi memang atasan berpotongan rendah itu lagi in fashion, tapi karena waktu dan tempat pemakaiannya nggak pas tentunya persepsi orang menjadi beda, bukan?
Ada pula orang yang salah bergaya dan ini yang seringkali disebut menjadi korban mode. Istilah ini tentu sering kita dengar. Ketika warna orange sedang in fashion, misalnya, seseorang yang menjadi "korban mode" ini lantas merubah dandanannya menjadi Miss Orange. Dari busana, kaca mata, sepatu sampai tasnya berubah menjadi orange. Lucu dan menggelikan sekali. Tak jarang pula seseorang yang maksudnya ingin menunjukkan bahwa dia berasal dari kelas sosial atas lantas memakai seluruh busana dan aksesorinya lengkap dari satu merek desainer kondang di Paris. Akibatnya, orang malah menertawakannya sebagai duta promosi merek tersebut. Padahal, berbusana yang baik itu tak mengharuskan kita menjadi korban mode. Justru sekarang ini orang yang dianggap cerdas berbusana adalah orang yang punya style tersendiri yang menjadi ciri khasnya dan bisa aja memadukan beragam item busana dari berbagai merek untuk menciptakan gayanya tersendiri. Dan yang terpenting, busana pilihan kita yang baik adalah busana yang bisa membuat kita nyaman beraktivitas, bersih, rapih dan sopan sebagai penghargaan kita ke orang lain dan pilihan motif, warna dan coraknya bisa menutupi bagian tubuh kita yang sempurna.(Harry Gunawan)
Komentar
Posting Komentar