BISNIS FASHION 2

STANDARISASI DALAM BISNIS FASHION

Adalah sesuatu yang wajar bilamana usaha  di bidang fashion yang kita miliki mempunyai sebuah standarisasi produk, sistem dan prosedur pengoperasiannya. Mengapa? Karena dari titik inilah salah satu indikasi profesionalisme dalam bekerja bisa kita lihat.

Untuk itulah biasanya sebuah usaha di bidang fashion memiliki sebuah prinsip prinsip, identitas, dan prosedur kerja untuk tiap unit kerjanya yang menjadi bagian dari budaya dan sistem operasional perusahaannya.

Anda mungkin pernah dengar istilah SOP (Standard Operating Procedure), bukan? Nah, di dalam menjalankan bisnis penjualan produk, baik itu di showroom maupun counter, misalnya, tentunya setiap brand memiliki sebuah standard operasional, bukan? Ya. Ada prosedur prosedur tertentu yang biasanya harus dijalankan untuk memulai sebuah kerja, mulai dari jam buka tutup toko, standar penampilan pramuniaga dan pelayanan customer sampai ke standarisasi luas area jual minimal sebuah brand, standarisasi visual display sampai ke sistem pembayaran dan pembuatan laporan hasil jual. Bagaimana pun dengan adanya prosedur dan sistem kerja, maka performance dan image sebuah brand nantinya akan terlihat baik dan bisa terukur keberhasilannya.

Demikian pula halnya ada standarisasi produk yang dijual, mulai dari size spec busananya, distribusi dan komposisi size per lusin untuk tiap tipe outletnya sampai ke penanganan quality control-nya. Termasuk penempatan hang tag, care label, bahkan cara pelipatan dan packagingnya. Semuanya akan menjadi tolak ukur kelas sebuah brand. Termasuk proses pengadaan barangnya, sampai ke sistem kontrol keuangannya.!

Nah, apakah Anda yang memiliki sebuah fashion brand dengan unit usahanya sudah memilikinya? (Harry Gunawan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 KARAKTER ENTREPRENUER YANG BAIK

MENDESAIN BUSANA DARI IDE KE PROTOTYPE

MERCHANDISE MIX