MERANCANG KOLEKSI BUSANA YANG KOMERSIAL. Banyak orang mencoba mencari peruntungan dengan menjadi desainer atau pengusaha pakaian jadi. Ada yang sukses secara komersial, tidak jarang juga banyak yang kurang beruntung, walaupun namanya boleh jadi terkenal karena koleksinya sering dipublikasikan media. Semuanya kembali tergantung kepada jenis kategori busana yang dipilihnya, kemampuan memahami kebutuhan dan keinginan konsumennya, dan kejeliannya menangkap celah pasar yang belum banyak digarap, mengikuti perubahan gaya hidup yang ada. Selain itu, back up produksi yang kuat dan jaringan pemasaran yang tepat juga memegang peranan yang penting. Tapi di atas semuanya, kerja yang fokus dengan mengambil spesialisasi sebagai langkah awal dan konsisten dalam menekuni identitas karakter rancangannya yang unik, punya value for money dan punya standard kualitas dan pelayanan yang baik adalah sesuatu yang amat penting.
Tidak ada ukuran benar dan salah dalam memilih kategori busana apa yang mesti dipilih. Tiap segmen punya pasar sendiri sendiri dengan karakter profil konsumen yang berbeda. Semua pilihan kembali harus disesuaikan dengan kemampuan pelaku bisnis itu sendiri dari segi kemampuan dan latar belakangnya. Artinya, kalo tim desain Anda atau Anda sendiri pada dasarnya lebih berminat untuk membuat pakaian pria, misalnya, karena passion dan pengalamnnya di situ, ya cobalah memulai usahanya dengan membuka bisnis pakaian pria. Jadi, jangan coba coba berbisnis di bidang yang tidak sepenuhnya kita jiwai dan bagian produksi Anda juga tidak paham untuk kategori itu, walaupun secara omset, bisnis pakaian wanita boleh jadi lebih menguntungkan. Mengapa? Tidak banyak orang yang jago sendirian dalam membuat pakaian untuk pria, wanita dan anak sekaligus.
Secara umum, memang ada logika dagang yang bisa dipakai. Pakaian casual, dan sehari hari, misalnya, tentu lebih mudah diterima orang dari pada pakaian pesta yang segmennya lebih sempit, bukan? Begitu juga segmen menengah ke atas yang populasinya jauh lebih besar dari kelas atas, tentunya, adalah segmen yang lebih besar untuk digarap dari pada kelas atas yang belum tentu juga mau membeli barang yang belum mapan, bukan?
Nah, di atas semuanya, memilih merchandise mix, kombinasi kategori busana yang terangkum dalam satu tema yang mudah dipadu padankan adalah kunci utamanya. Mengapa? Kita harus ingat bahwa trend itu walaupun penting untuk sebuah fashion statement, tapi tidak semua konsumen biasa itu mau mengikutinya lho. Tak jarang dalam koleksi yang komersial item trendy jumlahnya hanya 20% dari sebuah koleksi. Selebihnya lebih banyak kepada item basic atau update, karena kedua kategori inilah yang sebenarnya banyak dipakai sehari hari. Tapi kenapa sebuah tema koleksi itu tetap bisa menarik kalo diperagakan? Kembali itu karena desainernya cerdas dalam memadupadankan gaya tumpuk untuk membuat koleksi yang menarik. Tapi untuk sebuah koleksi komersial, item fashion itu ibarat make up yang ditambahkan supaya kita terlihat lebih menarik dan punya sesuatu yang baru dan berbeda.
Customer masa kini pada dasarnya ingin busana yang praktis (tidak sulit dikenakan), nyaman, berkualitas, fittingnya pas simpel dan mudah perawatannya serta harganya terjangkau.
Nah, sudahkah Anda yang bercita cita memulai usaha pakaian jadi menemukan jenis usaha dan partner yang tepat untuk diajak berkolaborasi memulai bisnis baru? (Harry Gunawan)
Tidak ada ukuran benar dan salah dalam memilih kategori busana apa yang mesti dipilih. Tiap segmen punya pasar sendiri sendiri dengan karakter profil konsumen yang berbeda. Semua pilihan kembali harus disesuaikan dengan kemampuan pelaku bisnis itu sendiri dari segi kemampuan dan latar belakangnya. Artinya, kalo tim desain Anda atau Anda sendiri pada dasarnya lebih berminat untuk membuat pakaian pria, misalnya, karena passion dan pengalamnnya di situ, ya cobalah memulai usahanya dengan membuka bisnis pakaian pria. Jadi, jangan coba coba berbisnis di bidang yang tidak sepenuhnya kita jiwai dan bagian produksi Anda juga tidak paham untuk kategori itu, walaupun secara omset, bisnis pakaian wanita boleh jadi lebih menguntungkan. Mengapa? Tidak banyak orang yang jago sendirian dalam membuat pakaian untuk pria, wanita dan anak sekaligus.
Secara umum, memang ada logika dagang yang bisa dipakai. Pakaian casual, dan sehari hari, misalnya, tentu lebih mudah diterima orang dari pada pakaian pesta yang segmennya lebih sempit, bukan? Begitu juga segmen menengah ke atas yang populasinya jauh lebih besar dari kelas atas, tentunya, adalah segmen yang lebih besar untuk digarap dari pada kelas atas yang belum tentu juga mau membeli barang yang belum mapan, bukan?
Nah, di atas semuanya, memilih merchandise mix, kombinasi kategori busana yang terangkum dalam satu tema yang mudah dipadu padankan adalah kunci utamanya. Mengapa? Kita harus ingat bahwa trend itu walaupun penting untuk sebuah fashion statement, tapi tidak semua konsumen biasa itu mau mengikutinya lho. Tak jarang dalam koleksi yang komersial item trendy jumlahnya hanya 20% dari sebuah koleksi. Selebihnya lebih banyak kepada item basic atau update, karena kedua kategori inilah yang sebenarnya banyak dipakai sehari hari. Tapi kenapa sebuah tema koleksi itu tetap bisa menarik kalo diperagakan? Kembali itu karena desainernya cerdas dalam memadupadankan gaya tumpuk untuk membuat koleksi yang menarik. Tapi untuk sebuah koleksi komersial, item fashion itu ibarat make up yang ditambahkan supaya kita terlihat lebih menarik dan punya sesuatu yang baru dan berbeda.
Customer masa kini pada dasarnya ingin busana yang praktis (tidak sulit dikenakan), nyaman, berkualitas, fittingnya pas simpel dan mudah perawatannya serta harganya terjangkau.
Nah, sudahkah Anda yang bercita cita memulai usaha pakaian jadi menemukan jenis usaha dan partner yang tepat untuk diajak berkolaborasi memulai bisnis baru? (Harry Gunawan)
Komentar
Posting Komentar