MEMBANGUN FASHION BRAND YANG SUKSES
MEMBANGUN FASHION BRAND BERBASIS INDUSTRI
Di tengah persaingan global yang begitu ketat sekarang ini rasanya bukanlah sesuatu yang mudah untuk bisa membangun sebuah fashion brand yang berhasil dan bisa menembus sebuah fashion industry yang sangat kompetitif. Kita tentu tahu sdh berapa banyak desainer berskala dunia yang akhirnya melepas kepemilikan bisnis mode mereka ke tangan konglomerat mode demi bisa survive mempertahankan namanya karena tidak mampu lagi melawan kelesuan bisnis. Belum lagi begitu banyaknya juga label baru yang keluar masuk industri mode karena gagal merebut hati konsumen.
Mengapa semuanya terjadi? Adakah peluang bagi pemula untuk berhasil membangun sebuah brand lokal yang minimum bisa berhasil di negara kita sendiri?
Jawabannya bisa ya bisa tidak. Semuanya tergantung kepada mereka sendiri yang bergerak di dunia mode itu mau atau tidak memperjuangkannya. Kita sendiri sebetulnya sdh punya seorang Biyan Wanaatmadja yang telah berhasil dengan first line, second line dan brand (X)sml-nya. Saya yakin bilamana dukungan dari berbagai pihak ada dan kita mau mengesampingkan ego bukan tidak mungkin sebuah industri fashion bisa juga hadir di sini.
Masalahnya memang tidak semudah membalik telapan tangan untuk membangunnya. Ada banyak hal yang harus kita perhatikan untuk merintisnya.
Untuk bisa berhasil menjadi sebuah brand yang berskala lokal atau internasional dibutuhkan sebuah kerjasama yang baik dengan dukungan kuat dari pelaku industri tekstil, jaringan pemilik retail, pemerintah dengan industri kreatifnya dan pemodal serta tim manajemen yang kuat yang berorientasi bisnis dan bekerja dengan pemikiran yang modern dan bukan gaya home indusry.
Kepercayaan adalah kata kuncinya. Fashion brand yang punya value dan berkarakter serta konsisten adalah modalnya dan tim magement yang kuat dengan tim marketing yang agresif adalah tulang punggungnya.
Pabrik textil tak boleh ragu untuk bergandeng tangan mem-back up tim desain dengan memberikan line tersendiri dibantu desainer textil yang kuat dan berorientasi komersil dengan kreasi baru yang orisinal.
Hentikan cerita harus ada minimal order untuk bisa memesan sebuah line produksi untuk awal awalnya berbisnis. Semuanya butuh pengorbanan. Karena itulah tim desain dituntut juga kompromi untuk membuat desain tekstil ataupun desain modenya yang gampang diterima pasar dan membumi tanpa mematikan kreativitas perancang.
Sekarang ini semua businessman termasuk juga para pelaku di garment industry memang sudah bergerak di dalam satu kata EFISIEN. Mereka yang berorientasi maunya hanya mencari apa yang MURAH dan CEPAT jadi duit.
Bahkan merk merk terkenal di Amerika misalnya sdh banyak yang tidak lagi memproduksi busananya di negaranya sendiri karena biaya tenaga kerja yang mahal. Sekarang ini nyaris sebuah fashion brand hanya membutuhkan sebuah kantor untuk tim desain dan tim marketing saja. Artinya, tim desain cukup membuat tema koleksinya dengan detil produksi yang cermat dan konsep padu padan dan temanya. Selanjutnya, tim sourcing marketing tinggal mencari pabrik murah yang memproduksinya. Dan untuk menghindari rahasia konsep desaiinya biasanya semua desain diberikan ke pabrik ysng berbeda supaya tidak bisa diketahui orang konsepnya.
Untuk berhasil, sebuah brand harus fokus sesuai keahliannya. Kalau tim desainnya atau head of desognernnya menguasai pakaian pria ya buat saja brand untuk pria. Fokus dulu ke pakaian pria dan jangan mau juga buat pakaian wanita.
Umumnya banyak brand memulai dengan membuat pakaian pria walaupun secara bisnis pakaian wanita jauh lebih menjanjikan karena wanita pada dasarnya memang lebih konsumtif. Di Indonesia sendiri berdasarkan pengalaman saya di dunia retail, bisnis pakaian pria di department store jauh lebih besar daripada pakaian pria. Ironisnya belum banyak desainer yang berminat menggali peluang ini lebih dalam.
Saya berharap sudah saatnya desainer untuk tergerak mau menciptakan sebuah brand yang punya visi ke depan dan membanggakan. Rasanya para desainer harus sdh mulai berorientasi bisnis dengan membuat koleksi yang bisa dikenakan banyak orang (karena harganya terjangkau), desainnya keren dan nggak ketinggalan trend ( dengan detil, print atau potongan aksrn yang menarik) dan punya karakter sehingga orang yang mrlihatnya langdung tahu kslau ini desainnya petncang tertentu.
Kapan ya semuanya ini terwujud? (Harry Gunawan)
Di tengah persaingan global yang begitu ketat sekarang ini rasanya bukanlah sesuatu yang mudah untuk bisa membangun sebuah fashion brand yang berhasil dan bisa menembus sebuah fashion industry yang sangat kompetitif. Kita tentu tahu sdh berapa banyak desainer berskala dunia yang akhirnya melepas kepemilikan bisnis mode mereka ke tangan konglomerat mode demi bisa survive mempertahankan namanya karena tidak mampu lagi melawan kelesuan bisnis. Belum lagi begitu banyaknya juga label baru yang keluar masuk industri mode karena gagal merebut hati konsumen.
Mengapa semuanya terjadi? Adakah peluang bagi pemula untuk berhasil membangun sebuah brand lokal yang minimum bisa berhasil di negara kita sendiri?
Jawabannya bisa ya bisa tidak. Semuanya tergantung kepada mereka sendiri yang bergerak di dunia mode itu mau atau tidak memperjuangkannya. Kita sendiri sebetulnya sdh punya seorang Biyan Wanaatmadja yang telah berhasil dengan first line, second line dan brand (X)sml-nya. Saya yakin bilamana dukungan dari berbagai pihak ada dan kita mau mengesampingkan ego bukan tidak mungkin sebuah industri fashion bisa juga hadir di sini.
Masalahnya memang tidak semudah membalik telapan tangan untuk membangunnya. Ada banyak hal yang harus kita perhatikan untuk merintisnya.
Untuk bisa berhasil menjadi sebuah brand yang berskala lokal atau internasional dibutuhkan sebuah kerjasama yang baik dengan dukungan kuat dari pelaku industri tekstil, jaringan pemilik retail, pemerintah dengan industri kreatifnya dan pemodal serta tim manajemen yang kuat yang berorientasi bisnis dan bekerja dengan pemikiran yang modern dan bukan gaya home indusry.
Kepercayaan adalah kata kuncinya. Fashion brand yang punya value dan berkarakter serta konsisten adalah modalnya dan tim magement yang kuat dengan tim marketing yang agresif adalah tulang punggungnya.
Pabrik textil tak boleh ragu untuk bergandeng tangan mem-back up tim desain dengan memberikan line tersendiri dibantu desainer textil yang kuat dan berorientasi komersil dengan kreasi baru yang orisinal.
Hentikan cerita harus ada minimal order untuk bisa memesan sebuah line produksi untuk awal awalnya berbisnis. Semuanya butuh pengorbanan. Karena itulah tim desain dituntut juga kompromi untuk membuat desain tekstil ataupun desain modenya yang gampang diterima pasar dan membumi tanpa mematikan kreativitas perancang.
Sekarang ini semua businessman termasuk juga para pelaku di garment industry memang sudah bergerak di dalam satu kata EFISIEN. Mereka yang berorientasi maunya hanya mencari apa yang MURAH dan CEPAT jadi duit.
Bahkan merk merk terkenal di Amerika misalnya sdh banyak yang tidak lagi memproduksi busananya di negaranya sendiri karena biaya tenaga kerja yang mahal. Sekarang ini nyaris sebuah fashion brand hanya membutuhkan sebuah kantor untuk tim desain dan tim marketing saja. Artinya, tim desain cukup membuat tema koleksinya dengan detil produksi yang cermat dan konsep padu padan dan temanya. Selanjutnya, tim sourcing marketing tinggal mencari pabrik murah yang memproduksinya. Dan untuk menghindari rahasia konsep desaiinya biasanya semua desain diberikan ke pabrik ysng berbeda supaya tidak bisa diketahui orang konsepnya.
Untuk berhasil, sebuah brand harus fokus sesuai keahliannya. Kalau tim desainnya atau head of desognernnya menguasai pakaian pria ya buat saja brand untuk pria. Fokus dulu ke pakaian pria dan jangan mau juga buat pakaian wanita.
Umumnya banyak brand memulai dengan membuat pakaian pria walaupun secara bisnis pakaian wanita jauh lebih menjanjikan karena wanita pada dasarnya memang lebih konsumtif. Di Indonesia sendiri berdasarkan pengalaman saya di dunia retail, bisnis pakaian pria di department store jauh lebih besar daripada pakaian pria. Ironisnya belum banyak desainer yang berminat menggali peluang ini lebih dalam.
Saya berharap sudah saatnya desainer untuk tergerak mau menciptakan sebuah brand yang punya visi ke depan dan membanggakan. Rasanya para desainer harus sdh mulai berorientasi bisnis dengan membuat koleksi yang bisa dikenakan banyak orang (karena harganya terjangkau), desainnya keren dan nggak ketinggalan trend ( dengan detil, print atau potongan aksrn yang menarik) dan punya karakter sehingga orang yang mrlihatnya langdung tahu kslau ini desainnya petncang tertentu.
Kapan ya semuanya ini terwujud? (Harry Gunawan)
Komentar
Posting Komentar