FASHION MODEL
PERAN MODEL DARI MASA KE MASA
Menjadi model agaknya sudah menjadi salah satu pilihan profesi yang banyak dilirik anak muda sekarang. Alasannya , cukup sederhana: dengan jadi model mereka bisa cepat terkenal, mudah dapat uang dan kalau beruntung, mereka bisa diajak produser atsu sutradara untuk main film.
Jangan kaget kalau setiap ada lomba foto model atau catwalk model, pendaftarnya luar biasa banyaknya. Apalagi kalau penyelenggaranya adalah majalah wanita atau majalah remaja yang sdh terkenal banyak melahirkan model yang sekarang sdh naik pangkat menjadi selebitis papan atas, maka bisa dipastikan formulir peserta dari seluruh indonesia akan menumpuk di meja panitia.
Banyak anak muda masih bermimpi dengan wajahnya yang cakep mereka akan segera menjadi model. Padahal untuk menjadi model yang sukses, ada kriteria berbeda yang harus mereka penuhi.
Untuk menjadi foto model, misalnya, selain memiliki wajah yang cakep, mereka juga harus photogenic dan memiliki proporsi wajah dan tubuh yang harmonis. Karena itu bisa saja dalam kesehariannya kita melihat penampilan mereka biasa aja tapi kalo sdh action di depan kamera mereka akan kelihatan lebih cantik dan atraktif. Bisa saja mereka kelihatannya kurus, tapi hasil akhir fotonya akan kelihatan lebih berisi. Tentunya bantuan make up bisa merubah penampilan mereka, tapi untuk menjadi foto model sebuah produk kecantikan, syarat kulit yang mulus dan gigi yang rata dan putih serta rambut yang sehat adalah kriteria yang tidak bisa ditolerir.
Tinggi tubuh dibawah 1.70mtr? Mungkin masih bisa ditolerir kalau untuk sekedar jadi photo model . Maklum, dengan kecanggihan pengambil angle seorang photographer, kekurangan tinggi tubuh model saat mengenakan busana bisa dimanipulasi dengan low angle shot sehingga proporsi tubuh bisa dimanipulasi terlihat lebih tinggi.
Lain halnya dengan catwalk model. Selain tinggi harus di atas 1.70 mtr, dan memenuhi kriteria seperti photo model, dengan leher dan kaki yang jenjang, mereka juga harus punya wajah unik berkarakter dengan rasa percaya diri yang kuat saat tampil di depan umum. Maklum, ketika tampil di atas panggung peragaan mereka harus tampil berbeda, dan bergaya mengikuti irama musik sesuai koreografi yang sdh disesuaikan dengan tema busana dan tuntutan peran yang harus dilakoni.
Nggak ada istilah risih karena bajunya terbuka atau sepatunya terlalu tinngi sehingga merepotkan untuk dipakai bergerak. Semua yang diwajibkan untuk dikenakan ya harus diperagakan dengan baik.
Tentunya dalam sebuah panggung peragaan , ada seorang koreografer yang mengatur dibantu tim show director yang mengatur musik dan lightingnya. Nah, di sinilah kemampuan seorang model untuk mengolahtubuh mengikuti ritme musik amat dibutuhkan.
Sekarang ini gaya berjalan yang natural dan tidak terlalu dibuat buat ( apalagi di peragaan busana cowok) semakin banyak diterapkan di panggung peragaan. Nggak ada lagi seperti jaman dulu dimana modelnya banyak yang terlalu lebay dengan aneka pose atau menari sehingga orang akan lebih melihat ke model atau tariannya dan bukan pakaiannya.
Model itu tak lebih dari sekedar "mannequin" hidup. Tugas mereka adalah menonjolkan keistimewaan yang ada pada setiap busana yang dikenakan supaya perhatian penonton beralih ke titik itu dan bukan ke wajah atau gerakan model. Karena itulah di jaman sekarang ini tuntutan untuk memakai model terkenal tidak menjadi syarat utama lagi walaupun masih ada yang menggunakannya sebagai maskot atsu primadona.
Buat seorang desainer, di tengah kelesuan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, mereka seperti dituntut untuk berusaha dengan cerdas. Selain pengematan biaya dengan tidak memakai model senior yang sdh terkenal (yang biasanya meminta bayaran lebih), mereka juga sdh cerdas berbisnis dengan mulai memakai wajah asia di panggung peragaan mereka.
Adalah model model dari Asia selain black model yang sekarang ini banyak bersliweran di panggung peragaan desainer kelas dunia. Maklum, arah bisnis yang menguntungkan sekarang ini ada di Asia. Orang Asia seperti orang Jepang, Hongkong, dan lainnya adalah pelanggan dominan dari kreasi mereka. Bahkan dalam panggung peragaan show trend pret a porter di Paris, buyer dari Jepang selalu menjadi tamu penting mereka.
Adalah wajar kalau wajah model asia banyak dipakai. Tak lain ini tentunya untuk mengambil hati buyer dan customer dari Asia yang akan merasa bahwa kreasi sang desainer uga dibuat untuk mereka. Karena itulah sekarang ini bsnyak wajah model dari Jepang dan China muncul di panggung peragaan desainer kelas dunia.
Apakah ada juga model dari Indonesia yang bisa meraih hati desainer Eropah seperti Louis Vuitton yang mulai memakai modell Asia untuk maskotnya? Waktulah yang akan berbicara. (HARRY GUNAWAN)
Menjadi model agaknya sudah menjadi salah satu pilihan profesi yang banyak dilirik anak muda sekarang. Alasannya , cukup sederhana: dengan jadi model mereka bisa cepat terkenal, mudah dapat uang dan kalau beruntung, mereka bisa diajak produser atsu sutradara untuk main film.
Jangan kaget kalau setiap ada lomba foto model atau catwalk model, pendaftarnya luar biasa banyaknya. Apalagi kalau penyelenggaranya adalah majalah wanita atau majalah remaja yang sdh terkenal banyak melahirkan model yang sekarang sdh naik pangkat menjadi selebitis papan atas, maka bisa dipastikan formulir peserta dari seluruh indonesia akan menumpuk di meja panitia.
Banyak anak muda masih bermimpi dengan wajahnya yang cakep mereka akan segera menjadi model. Padahal untuk menjadi model yang sukses, ada kriteria berbeda yang harus mereka penuhi.
Untuk menjadi foto model, misalnya, selain memiliki wajah yang cakep, mereka juga harus photogenic dan memiliki proporsi wajah dan tubuh yang harmonis. Karena itu bisa saja dalam kesehariannya kita melihat penampilan mereka biasa aja tapi kalo sdh action di depan kamera mereka akan kelihatan lebih cantik dan atraktif. Bisa saja mereka kelihatannya kurus, tapi hasil akhir fotonya akan kelihatan lebih berisi. Tentunya bantuan make up bisa merubah penampilan mereka, tapi untuk menjadi foto model sebuah produk kecantikan, syarat kulit yang mulus dan gigi yang rata dan putih serta rambut yang sehat adalah kriteria yang tidak bisa ditolerir.
Tinggi tubuh dibawah 1.70mtr? Mungkin masih bisa ditolerir kalau untuk sekedar jadi photo model . Maklum, dengan kecanggihan pengambil angle seorang photographer, kekurangan tinggi tubuh model saat mengenakan busana bisa dimanipulasi dengan low angle shot sehingga proporsi tubuh bisa dimanipulasi terlihat lebih tinggi.
Lain halnya dengan catwalk model. Selain tinggi harus di atas 1.70 mtr, dan memenuhi kriteria seperti photo model, dengan leher dan kaki yang jenjang, mereka juga harus punya wajah unik berkarakter dengan rasa percaya diri yang kuat saat tampil di depan umum. Maklum, ketika tampil di atas panggung peragaan mereka harus tampil berbeda, dan bergaya mengikuti irama musik sesuai koreografi yang sdh disesuaikan dengan tema busana dan tuntutan peran yang harus dilakoni.
Nggak ada istilah risih karena bajunya terbuka atau sepatunya terlalu tinngi sehingga merepotkan untuk dipakai bergerak. Semua yang diwajibkan untuk dikenakan ya harus diperagakan dengan baik.
Tentunya dalam sebuah panggung peragaan , ada seorang koreografer yang mengatur dibantu tim show director yang mengatur musik dan lightingnya. Nah, di sinilah kemampuan seorang model untuk mengolahtubuh mengikuti ritme musik amat dibutuhkan.
Sekarang ini gaya berjalan yang natural dan tidak terlalu dibuat buat ( apalagi di peragaan busana cowok) semakin banyak diterapkan di panggung peragaan. Nggak ada lagi seperti jaman dulu dimana modelnya banyak yang terlalu lebay dengan aneka pose atau menari sehingga orang akan lebih melihat ke model atau tariannya dan bukan pakaiannya.
Model itu tak lebih dari sekedar "mannequin" hidup. Tugas mereka adalah menonjolkan keistimewaan yang ada pada setiap busana yang dikenakan supaya perhatian penonton beralih ke titik itu dan bukan ke wajah atau gerakan model. Karena itulah di jaman sekarang ini tuntutan untuk memakai model terkenal tidak menjadi syarat utama lagi walaupun masih ada yang menggunakannya sebagai maskot atsu primadona.
Buat seorang desainer, di tengah kelesuan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, mereka seperti dituntut untuk berusaha dengan cerdas. Selain pengematan biaya dengan tidak memakai model senior yang sdh terkenal (yang biasanya meminta bayaran lebih), mereka juga sdh cerdas berbisnis dengan mulai memakai wajah asia di panggung peragaan mereka.
Adalah model model dari Asia selain black model yang sekarang ini banyak bersliweran di panggung peragaan desainer kelas dunia. Maklum, arah bisnis yang menguntungkan sekarang ini ada di Asia. Orang Asia seperti orang Jepang, Hongkong, dan lainnya adalah pelanggan dominan dari kreasi mereka. Bahkan dalam panggung peragaan show trend pret a porter di Paris, buyer dari Jepang selalu menjadi tamu penting mereka.
Adalah wajar kalau wajah model asia banyak dipakai. Tak lain ini tentunya untuk mengambil hati buyer dan customer dari Asia yang akan merasa bahwa kreasi sang desainer uga dibuat untuk mereka. Karena itulah sekarang ini bsnyak wajah model dari Jepang dan China muncul di panggung peragaan desainer kelas dunia.
Apakah ada juga model dari Indonesia yang bisa meraih hati desainer Eropah seperti Louis Vuitton yang mulai memakai modell Asia untuk maskotnya? Waktulah yang akan berbicara. (HARRY GUNAWAN)
Komentar
Posting Komentar