DUNIA MODE: ANTARA BISNIS DAN  IDEALISME

Benarkah profesi fashion designer menjanjikan masa depan yang baik?

Begitulah pertanyaan klise dari para orang tua yang selalu datang ke saya setiap kali memasuki tahun ajaran baru untuk siswa. Sepertinya memang  masih ada keraguan di diri mereka untuk mengijinkan anaknya  bercita cita menjadi fashion designer. Maklum, mereka melihat begitu banyak orang  yang mencoba menjadi perancang mode tapi hanya sedikit yang sukses dan berhasil mendapatkan banyak uang. Padahal biaya mereka habiskan supaya anak mereka bisa ikut kursus mode atau sekolah fashion di luar negeri sudah besar.

Saya melihat memang masih banyak anak muda yang mengambil keputusan mengambil profesi ini terlalu tergesa gesa. Mereka lupa bahwa modal hobi menggambar saja tidak cukup


Menggambar itu hanya bentuk ekspresi keindahan sementara mendesain itu adalah perwujudan dari sebuah passion yang lahir dari dalam hati didukung konsep koleksi yang jelas dan  pengetahuan tekhnis untuk membuat pakaian yang berdaya pakai (wearability) dan berdaya jual (saleability).

Hidup senditi dan profesi yang kita ambil   adalah sebuah pilihan. Kita mau jadi apa dan bagaimana kita sendiri yang menentukan.Ada sebagian perancang yang kelihatannya lebih suka memilih lini haute couture atau high fashion, ada juga yang lebih berorientasi ke pret a porter de luxe atau ready to wear.

Tidak mudah mengatakan mana yang lebih baik. Ada desainer yang suka mendesain secara ekslusif, personal, dengan kreativitas dan kemampuan tekhnis jahit yang prima, ada juga yang suka mendesain busana sehari-hari.

Tentunya ada juga desainer yang punya kemampuan paripurna karena didukung team yang solid sehingga mereka bisa bergerak di semua lini dengan First Line atau Second Line mereka seperti Giorgio Armani dan line dia lainnya yakni Emporio Armani, Armani Exchange dll. Bahkan banyak juga desainer top dunia yang berusaha mencari pundi uang dengan mendesain untuk label lain seperti H&M.

Bagaimanapun juga mode adalah sebuah gaya hidup. Pakaian yang didesain banyak disesuaikan dengan kondisi gaya hidup di negara dimana desainer itu berada dan tentunya tidak juga bisa dipisahkan dengan kondidi perekonomian kelas sosial yang ingin ditargetkan perancangnya.

Ada desainer yang sudah merasa bangga kalau busananya dipakai selebritis dan bisa fashion show dimana mana. Ada juga yang bekerja di dalam diam dimana pakaian yang mereka desain adalah pakaian yang membumi dengan desain yang mudah dipadu-padan, agak timeless dan harganya terjangkau mengikuti kondisi ekonomi yang ada.

Desainer yang saya sebut bekerja dalam diam (tanpa banyak sensasi publikasi) ini adalah desainer yang menilai kepuasannya dalam berkarya ditentukan oleh makin banyaknya orang yang ditemuinya di jalan memakai busananya. Mereka adalah orang yang bekerja dengan konsep fashion industry.

Mana yang anak Anda mau pilih? Semuanya tergantung kemampuan dan minat anak anda.

Dunia mode juga menawarkan banyak pilihan selain menjadi perancang mode. Ada profesi redaktur mode, ada fashion merchandiser, ada textile designer.

Menjadi tukang jahit seperti dressmaker ataupun membuka tailor bukan pekerjaan kelas dua lho. Banyak tukang jahit dan tailor yang juga kaya.

Apapun pilihannya kerjakan semua dengan passion, sikap yang tegas dan desain yang berkarakter.

Selamat datang di dunia mode.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 KARAKTER ENTREPRENUER YANG BAIK

MENDESAIN BUSANA DARI IDE KE PROTOTYPE

MERCHANDISE MIX